Yogyakarta — Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Putri Universitas Nurul Jadid (UNUJA) berkontribusi aktif dalam Halaqah Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) yang digelar di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada 12–14 Desember 2025. Partisipasi ini menegaskan peran mahasiswa perempuan pesantren sebagai subjek strategis dalam penguatan wacana keulamaan perempuan di Indonesia.
Dalam forum Dialog Terbuka, Presiden Mahasiswi BEM Putri UNUJA, Maria Al Faradela, menyampaikan gagasan kritis mengenai perluasan arus pengetahuan KUPI. Ia menilai pola penyelenggaraan kegiatan yang bertumpu pada relasi personal berpotensi membatasi jangkauan generasi muda. Karena itu, Maria mendorong strategi diseminasi yang lebih inklusif dan sistematis agar nilai-nilai KUPI dapat diakses secara luas oleh pemuda dan mahasiswa.
BEM Putri UNUJA juga menekankan urgensi pelibatan pemuda sebagai aktor keberlanjutan gerakan. Maria mengangkat realitas tantangan yang dihadapi pemuda dalam ruang organisasi, termasuk keterbatasan aktivitas, dan memandang KUPI sebagai ruang alternatif untuk eksplorasi gagasan yang lebih progresif. Ia turut mengajukan refleksi tentang pentingnya representasi perempuan lintas generasi, termasuk mahasiswa dan pemudi pesantren, agar forum KUPI benar-benar mencerminkan keberagaman pengalaman perempuan.

Maria Al Faradela (kiri) dan Faridatun Nur Aini (kanan) dalam Halaqah KUPI di UIN SUKA Yogyakarta (14/12).
Gagasan inovatif lainnya disampaikan melalui usulan pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dalam penanganan isu kesehatan mental melalui konsep aplikasi “KUPI GEN”. Selain itu, BEM Putri UNUJA terlibat dalam perumusan penguatan peran KUPI berbasis anak muda yang akan dibahas lebih lanjut menuju KUPI III tahun 2027, serta mengusulkan Jawa Timur sebagai lokasi penguatan jejaring pesantren dan mahasiswa.
Halaqah ini dihadiri aktivis perempuan, akademisi, profesor, bu nyai, dan kiai dari berbagai daerah. Selain Maria Al Faradela, UNUJA diwakili Faridatun Nur Aini selaku Staf Kepresidenan BEM Putri UNUJA. KUPI sendiri merupakan gerakan kolektif ulama perempuan Indonesia yang memperjuangkan keadilan gender, kemanusiaan, dan perdamaian melalui perspektif Islam yang moderat dan humanis, serta dikenal melahirkan pandangan keagamaan progresif atas berbagai isu sosial kontemporer.
-
Pewarta: Kangsofy
Foto: Maria
Copyright © HUMAS UNUJA 2025
