Probolinggo — Konferensi Literasi, Puisi, dan Bedah Buku Satu Bumi Dirusak Bersama yang digelar BEM Putri Universitas Nurul Jadid, Kamis (4/12/2025), menghadirkan perspektif baru tentang bagaimana sastra dapat menjadi medium penyadaran ekologis. Bertempat di Aula 1 Pondok Pesantren Nurul Jadid, kegiatan ini diikuti oleh BEM serta perwakilan SLTA se-Probolinggo.
Dua narasumber utama hadir menguatkan gagasan tersebut: K. M. Faizi selaku penulis buku, serta Dr. Abu Khaer, MA, dosen dan pengamat sastra-filsafat UNUJA. Acara dipandu oleh Sitti Aisyah, Menteri Pendidikan dan SDM BEM Putri UNUJA.
Dalam pemaparannya, Dr. Abu Khaer menekankan bahwa puisi mampu menjadi jembatan antara nalar dan rasa. Ia menyebut puisi sebagai ruang “pelanggaran logika” yang justru melahirkan logika baru yang lebih manusiawi. Keunikan karya K. Faizi, menurutnya, terletak pada keberanian memasukkan dalil Al-Qur’an secara eksplisit, melahirkan pendekatan yang ia sebut “ekologi tauhidi”: merawat bumi sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT.

Panitia dan Peserta Bedah Buku bersama para narasumber, Kamis (4/12).
Sementara itu, K. M. Faizi mengaku terharu karena puisinya dibedah secara serius. Ia menegaskan bahwa puisi dapat menjadi energi perubahan, terutama dalam menyadarkan manusia tentang krisis lingkungan dan tanggung jawab moral sebagai khalifah di bumi.
Kegiatan ini menjadi ruang penting bagi santri, akademisi, dan pegiat literasi untuk melihat puisi bukan sekadar estetika, tetapi sebagai solusi reflektif untuk membangun kesadaran ekologis yang lebih dalam.
-
Pewarta: Kangsofy
Foto: Maria
Copyright © HUMAS UNUJA 2025
